Analisis Penentuan Harga Pokok Penjualan Food & Beverage Department dengan Metode Job Order Costing dalam Memaksimalkan Laba (Studi Kasus Paket Meeting Room Pada Hotel Royal Djuanda Bogor)

Yustin Triastuti, SE, Ak, M.Ak, CA
Selamat Raharja
0005098402
2019
Analisis Penentuan Harga Pokok Penjualan Food & Beverage Department dengan Metode Job Order Costing dalam Memaksimalkan Laba (Studi Kasus Paket Meeting Room Pada Hotel Royal Djuanda Bogor)
Depok-GICI Business School-2020
Laporan Penelitian Dosen

Strategi penetapan harga jual paket meeting room diantaranya oneday meeting, halfday meeting, fullday meeting adalah kunci kesuksesan bisnis hotel, Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa penjualan adalah satu-satunya sumber pendapatan hotel. Penentu harga berdasarkan tebakan bukanlah cara terbaik untuk mengelola food cost atau biaya makanan. Saat menentukan harga, ketahuilah bahwa itu memengaruhi langsung laba perusahaan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk mengetahui harga pokok penjualan sesegera mungkin. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif berdasarkan data kuantitatif yang dibutuhkan. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang menjelaskan angka atau numerik kemudian dijelaskan menggunakan kata-kata untuk memperjelas data (Sugiyono, 2019:206). Desain penelitian ini adalah studi kasus paket meeting room. Berdasarkan analisis harga pokok penjualan dengan menggunakan metode job order costing yang di lakukan. Harga pokok penjualan per pax untuk pesanan 101 KLHK (Mr. Tama) half day meeting sebesar Rp 113.177, harga pokok penjualan per pax untuk pesanan 102 Kementerian perdagangan RI one day meeting sebesar Rp 113.475, dan harga pokok penjualan per pax untuk pesanan 103 Kemenhub batch 1 full day meeting sebesar Rp 160.039. Penerapan metode job order costing dapat menghasilkan laba yang maksimal diantaranya group meeting KLHK (Mr. Tama) harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 11.200.000, total biaya produksi pesanan Rp 3.741.387 menghasilkan laba sebesar Rp 7.458.613, Kementerian Perdagangan RI harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 19.500.000, total biaya produksi pesanan Rp 5.626.852, menghasilkan laba sebesar sebesar Rp 13.873.148, dan KEMENHUB batch 1 harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 32.000.000, total biaya produksi pesanan Rp 10.581.196, menghasilkan laba sebesar Rp 21.418.804

Kata kunci: Harga Pokok Penjualan, Metode Job Order Costing, Laba

S1 Akuntansi
184